Antisipasi Banjir, Gubernur DIY Wacanakan Pembangunan Embung di Bantul
Diposting pada 20 March 2019
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pada Jumat (22/03) pagi berkunjung ke lokasi yang terdampak banjir di Kabupaten Bantul.
Banjir tersebut terjadi akibat hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah DIY pada Minggu (17/03) malam.
Adapun lokasi pertama yang dikunjungi adalah Dusun Gejayan, Desa Girirejo yang terkena luapan air Sungai Celeng. Lokasi kedua yang dikunjungi adalah Dusun Kedungmiri, Desa Sriharjo.
Di desa ini, Gubernur DIY meninjau bekas luapan Sungai Oya yang memutuskan jalan kampung Kedunggiri-Wunut dan sempat mengisolasi akses warga. Kunjungan terakhir dilakukan di salah satu sekolah yang sempat dijadikan sebagai posko, yakni SD Pundung.
Saat berada di SD Pundung, Ngarsa Dalem mendengarkan paparan dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana, mengenai langkah strategis penanggulangan bencana.
Dalam paparannya, Biwara menjelaskan mengenai langkah-langkah penanganan banjir yang telah dilakukan BPBD DIY antara lain pemenuhan kebutuhan dasar, operasi SAR longsor, perbaikan tanggul darurat pembersihan longsor, penyediaan air bersih, antisipasi penyakit menular, pembersihan lingkungan mandiri, perbaikan listrik, dan koordinasi lintas instansi.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur DIY menyampaikan bahwa permasalahan soal banjir harus segera diatasi oleh instansi terkait.
“Saya berharap bahwa permasalahan mengenai banjir ini dapat diselesaikan dengan cepat. Bila sekiranya ada perbaikan, berarti sekiranya ada penyesuaian pada anggaran-anggarannya,” ujar Gubernur DIY.
Sri Sultan menambahkan, sudah sewajarnya terdapat pilihan-pilhan baru sebagai solusi atas persoalan banjir, misalnya dengan membuat embung atau saluran irigasi.
“Bikinkan embung seperti Embung Tambakboyo, Sleman, atau Embung Sriten, Gunung Kidul supaya air yang mengalir ke sini bisa berkurang. Jadi jangan hanya mengusulkan rehab, rehab, dan rehab tanggul saja jika di kemudian hari akhirnya rusak dan setiap tahun pasti begini,” imbuh Sri Sultan.
sumber: jogjaprov.go.id